Rabu, 18 Desember 2013

Batik Khas Kulon Progo

A. Pendahuluan
Mungkin Anda pernah mendengar tentang batik Geblek Renteng. Ya, batik Geblek Renteng adalah motif batik khas dari Kabupaten Kulon Progo. Kenapa batik ini disebut dengan batik Geblek Renteng? Hal ini karena motif dalam batik ini menyerupai gambar Geblek (makanan khas Kabupaten Kulon Progo yang terbuat dari pati/sari singkong) yang disambung-sambung (Renteng bhs. Jawa). Perancang motif batik ini adalah Sdr. Ales Candra Wibawa dari SMA N 1 Wates. Atas rancangannya tersebut, Ales diberi penghargaan oleh BApak Bupati Kulon Progo yang disampaikannya saat acara Launching Batik Khas Kulon Progo yang diaksanakan di objek wisata Dolan Deso, Banjarasri, Kalibawang, Kulon Progo.

B. Arti Yang Terkandung Dalam Motif Batik Geblek Renteng

 Motif yang sudah menjadi ikon Kulon Progo tersebut terdiri dari gambar geblek sebagai motif utama dan berbagai simbol yang menunjukkkan kekayaan alam dan Kondisi Kabupaten Kulon Progo. Geblek dijadikan motif utama karena merupakan makanan asli khas Kulon Progo. Di antara motif geblek tersebut, ditorehkan lambang Binangun yang digambarkan sebagai kuncup bunga yang akan mekar, memiliki makna bahwa Kulon progo merupakan daerah yang sebentar lagi akan mekar menjadi permata indah dari pulau jawa. Di sampingnya terdapat motif buah manggis yang merupakan flora khas Kulon Progo. Ketiga motif tersebut dibuat dengan pola naik turun sebagai perlambang bahwa kenampakan alam di Kulon Progo yang sangat bervariasi, mulai dari pegunungan, dataran tinggi, hingga dataran rendah dan pantai.

Untuk bagian kain bawah, motif binangun sedikit dimodifikasi dengan menambahkan hiasan yang menyerupai sayap yang melambangkan bahwa sebentar lagi di Kabupaten Kulon Progo akan dibangun Bandar Udara yang diharapakan mampu meningkatkan kemajuan masyarakat Kulon Progo. Selain itu juga ada gambar burung kacer yang terbang ke atas, sebagaimana diketahui bahwa burung kacer merupakan salah satu fauna identitas Kulon Progo.


Senin, 09 Desember 2013

Geblek Tempe, Makanan Tradisional yang Mulai Dikenal

Mungkin para pembaca sekalian ada yang pernah melihat makanan seperti yang tergambar disamping. Atau, malah belum pernah sama sekali? bagi yang pernah jalan-jalan di daerah ujung kulon Provinsi DIY alias Seberang Sungai Progo tentu sudah pernah melihat makanan seperti itu. Ya, makanan tersebut adalah Geblek dan Tempe Benguk khas dari Bumi Menoreh alias Kulon Progo.

1. Geblek

Geblek merupakan gorengan yang dibuat dari Sari/Pathi Singkong. Cara membuatnya cukup mudah dan sederhana, yaitu:

1. Kupas kulit Singkong Menggunakan pisau
2. Cuci hingga bersih
3. Parut menggunakan parutan yang biasanya digunakan untuk memarut kelapa
4. Peras hingga keluar airnya
5. Endapkan beberapa saat hingga dibagian bawah ada endapannya. Endapan tersebut disebut dengan Pathi
6. Ambil endapan tersebut, lalu dikeringkan
7. Tumbuk pathi tersebut hingga halus. Jika masih ada gumpalan-gumpalan yang belum halus, nanti bisa meledak/njebluk apabila digoreng.
8. Ambil sedikit dari pathi yang telah dihaluskan tsb untuk dicampur dengan sedikit air dan digoreng. jangan menggoreng telalu lama. kita hanya butuh adonannya saja.
9. Campurkan adonan yang sudah digoreng tersebut dengan Pathi halus. tentu disertai dengan bumbu dan garam secukupnya.
10. Bentuklah menyerupai angka delapan
11. Goreng menggunakan minyak panas.
2. Tempe Benguk


Hampir mirip dengan tempe, benguk dibuat menggunakan biji benguk, yaitu tanaman sejenis koro yang bernama latin Mucuna Pruriens. Pembuatan tempe benguk dan tempe kedelai pun relatif sama. Bedanya, sebelum direbus hingga mendidih benguk harus direndam di air dingin selama 2 hari. Selain bertujuan melunakkan biji benguk, ini juga bertujuan untuk menghilangkan bau apek yang menempel di kulitnya.

Setelah bijinya lunak, benguk lalu direbus sampai benar-benar matang. Namun sebelumnya, kulit ari harus dibersihkan terlebih dahulu. Jika tidak, tempe akan berasa kasar di lidah serta meninggalkan rasa asam. Usai direbus, biji benguk yang sudah empuk lantas ditiriskan hingga hilang unsur airnya. Sebaiknya tidak buru-buru membumbui benguk dengan ragi. Biji-biji itu harus dibiarkan dingin sebelum dicampur ragi dan dibungkus. Jika tidak, lagi-lagi tempe yang dihasilkan akan berasa asam.

Nah, setelah semuanya siap, barulah biji benguk yang sudah dicampur bubuk ragi dapat dibungkus dengan daun jati atau pelepah batang pisang. Hanya dibutuhkan waktu 2 hari 2 malam untuk mengubah biji benguk menjadi tempe yang kenyal dan menggugah selera.

Itulah makanan Tradisional Warisan nenek moyang yang mulai dikenal luas terutama di Bumi Menoreh tercinta ini.