Selasa, 13 November 2012

Kumpulan Lagu Slow Rock Malaysia

A. Exsist
Kumpulan Lagu malaysia Exsist
Exist Band ini mengusung aliran alternative pop. Band yang didirikan di Johor pada tahun 1991 telah berhasil merilis 8 album hingga tahun 2003 kemarin. Personel dari Exist band ini terdiri dari: Joey (vocal), Along (gitar), Musa (bass), dan Ujang (drum). Band ini sebenarnya pada saat awal didirikan memiliki nama Exists. Pergantian personel dilakukan secara total hingga akhirnya band ini tetap bisa eksis hingga saat ini. 





Adapun lagu lagu dari Band Exsist ini antara lain:
  1. Diammu Gunung Berapi  Download
  2. Dirantai Digelangi Rindu  Download
  3. Langkah Seiringan  Download 
  4. Masih Terserlah Ayumu  Download
  5. Mencari Alasan  Download
  6. Mengintai Dari Tirai Kamar  Download
  7. Nota Di Lautan Sepi  Download
  8. Rahsia Pohon Cemara  Download
  9. Rindu Serindu-Rindunya  Download
  10. Untukmu Ibu  Download
  11. Dua Insan  Download
  12. Kau Lebih dari Kejora  Download
  13. Jesnita  Download 
  14. Cinta Memang Indah  Download 
  15. Emily  Download 
  16. Hanya Engkau Kekasihku  Download 
  17. Hanya Kerna Dia  Download 
  18. Janji Bidadari  Download
  19. Kapal Terbang Kertas  Download 
  20. Menantikan Saat Termampu  Download 
  21. Nota Di Lautan Sepi  Download 
  22. Tak Ku Biar  Downlolad  
  23. Salju Di Danau RIndu  Download 
  24. Hempedu  Download 
B. Eye
Band EYE merupakan sebuah band yang aktif di Malaysia. Band ini menyampaikan lagu-lagu Melayu.
Band  EYE ini merupakan grub band  kedua yang menandatangani kontrak dengan Fantasia Music City atau ringkasnya "FMC", yaitu selepas, Kumpulan Rio.


  1. EYE – Bimbang  Download
  2. EYE – Dalam Sutra Putih Cintamu Download
  3. EYE – Hanya Engkau Yang Satu  Download
  4. EYE – Izinkan Selamanya Namamu Di Hati  Download
  5. EYE – Kau Tetap Di Jendela Kenanganku  Download
  6. EYE – Merisik Janji  Download
  7. EYE – Mutiara Kasih  Download
  8. EYE – Perkenankan Impianku  Download
  9. EYE – Sampainya Hati  Download
  10. EYE – Satu Nama Tetap Di Hati  Download
  11. EYE – Sebelum Terlewat  Download
  12. EYE – Setiamu Gugur Di Mata  Download
  13. EYE – Syahdu  Download
  14. EYE – Terlerai Sebuah ImpiaDownload
C. Iklim
Iklim Malaysia hits
Iklim adalah nama band Malaysia yang memainkan rock, lebih tua usianya daripada Exist. Melalui album debut, Satu Kesan Abadi, Iklim langsung melejit. Sebuah film berjudul sama juga dirilis, karena kesuksesan album tersebut. Iklim diawaki oleh lima orang, yaitu Saleem (vokal), Umarul (gitar), Mohalim (bas), Huzali (keyboard) dan Kama (drum, keluar tahun 1996). Band ini bertahan cukup lama, sampai sang vokalis memutuskan bersolo karir. Sayangnya, belum lama Saleem jadi penyanyi solo, ia ditangkap dan dipenjarakan karena kasus narkoba serta tersangkut sebuah kasus pembunuhan. Album Saleem yang paling akhir keluar tahun 2009, yaitu Demi Cinta, sementara Iklim sendiri terhenti di 2003 dengan Bunga Emas.

  1. Aduhai Seribu Kali Sayang  Download
  2. Ayahku  Download
  3. Budi  Download
  4. Bukan Ku Tak Cinta  Download
  5. Bulan Jatuh Ke Riba  Download
  6.  Bunga Emas  Download
  7. Cinta yang Hilang  Download
  8. Datang Dan Pergi  Download
  9. Elusan Cinta  Download
  10. Gerhana Cinta Luka  Download
  11. Hakikat Sebuah Cinta  Download
  12. Hutang  Download
  13. Insan Yang Tak Punya  Download
  14. Karam Di Lautan Duka  Download
  15. Langkah Demi Langkah  Download
  16. Maaf  Download
  17. Mahligai Seribu Mimpi  Download
  18. Mengapa  Downlolad
  19. Mimpi Yang Pulang  Download
  20. Namunku Punya Hati  Download
  21. Perjalanan Sendiri  Download
  22. Puteri  Download
  23. Rajuk  Download
  24. Relakan Ku Pergi  Download
  25. Sandiwara Cinta Semusim  Download
  26. Satu Kesan Abadi  Download
  27. Selamat Tinggal Penderitaan  Download
  28. Semut  Download
  29. Seribu Penghargaan  Download
  30. Shella  Download
  31. Suci Dalam Debu  Download
  32. Dermaga Saksi Bisu  Download
  33. Patah Tumbuh Hilang Berganti  Download
  34. Awas Ranjau Dusta  Download
  35. Abadi  Download 
  36. Hanya Segenggam Setia  Download 
  37. Air Mata Kasih  Download 
  38. Aku Pasti Kembali  Download 
  39. Antara Hujan dan Air Mata  Download
D. Slam
Slam malaysia hits

Slam merupakan sebuah kumpulan pemusik dan penyanyi yang aktif di Malaysia. Band ini menyampaikan lagu-lagu Melayu. Slam adalah salah sebuah band lama yang telah meniti popularitas dalam dunia musik tanah air dan boleh diklasifikasikan dalam kategori `growth`, di mana mereka pernah menuju ke puncak kejayaan sebagai penyanyi band. Nama Zamani, Shah, Man, Eddie, Lili dan Ajak tidak perlu diperkenalkan lagi kepada peminat seni suara tanah air, khususnya selepas kejayaan album kedua mereka yang berjudul `Kesan Terbukti`. Album ini telah memuatkan lagu-lagu berhantu dengan 4 lagu berada di kedudukan teratas chart Musik Malaysia dan Indonesia seperti Tak Mungkin Berpaling dan Kembali Terjalin. Kemudian mereka terus mengorak langkah dengan lagu-lagu hits yang lain seperti Jika Kau Rasa Getarnya, Rindiani dan lagu malar segar Gerimis Mengundang. Adapun lagu lagu mereka diantaranya adalah berikut ini:
  1. Buat Seorang Kekasih  Download
  2. Cinta Memerlukan Kesetiaan  Download
  3. Jika Kau Rasa Getarnya  Download
  4. Kembali Merindu  Download
  5. Kita Terpaksa Bermusuhan  Download
  6. Maria Mariana  Download
  7. Nur Kasih  Download
  8. Suratan  Download
  9. Tak Mungkin Berpaling  Download
  10. Terasing Dalam Sepi  Download
  11. Gerimis Mengundang  Download
  12. Jalan Keindahan  Download
  13. Kau dan Aku  Download  
  14. Malamku Kesiangan  Download
  15. Rindiani  Download 

Untuk mendapatkan lagu malaysia yang lainnya silahkan Kilk Di Sini




  

  
 
 
  

Senin, 12 November 2012

Bangunan Cagar Budaya Di Kabupaten Kulon Progo



A. Tembok Kantor Kecamatan Pengasih
Sekilas jika dilihat tembok Kecamatan Pengasih yang merupakan tembok pagar Kantor Kecamatan Pengasih tersebut tidak ada bedanya dengan tembok biasa dan banyak orang tidak mengetahui keberadaan sisi sejarahnya. Namun dibalik itu semua ternyata mempunyai nilai historis yang sangat penting atas keberadaan kabupaten Kulon progo. Keberadaan tembook tersebut berada di Jalan Purbowinoto No. 06 Pengasih, Kabupaten Kulon Progo.
kecamatan pengasih
Memang tak ada yang mengira kalau tembok tersebut bernilai historis yang tinggi, hal ini berkaitan erat dengan Kabupaten Kulon progo sebelum bergabung dengan kabupaten Adikarta. Dan setelah bergabung kedua kabupaten tersebut ibu kota kabupaten berpindah ke Wates, sedangkan tempat lama dipakai sebagai Kantor kecamatan Pengasih. Tembok yang masih tersisa saat ini yang menjadi bukti sejarah merupakan pembatas antara rumah rumah penduduk dengan kantor kecamatan pengasih. Sedangkan gedung yang dulunya merupakan perkantoran pemerintah hampir sudah tidak tersisa lagi.
Pada masa agresi militer Belanda kedua tahun 1948 bangunan tersebut hampir saja dibumi hanguskan namun lurah pertama desa tersebut berhasil mencegahnya dan masih berdiri utuh hingga sekarang. Ini merupakan satu-satunya peninggalan Belanda yang ada yang lain yang seumuran dengan bangunan disekitar tembok tersebut sudah rata dengan tanah.  Ketinggian tembok mencapai 150 meter yang berada di sebelah barat Goa sedangkan di Sebelah timur setinggi 200 meter dengan ketebalan masing-masing 40 cm dengan bahan bangunan berupa batu bata serta batu kali utuh. Arsitektur atau bentuk gapura yang sebagai pintu masuk ke kantor kecamatan tersebut berbentuk semar tinandu.
Berulangkali tembok ini seiring perkembangan jaman mulai terusik dan teancam dirobohkan , salah satu saat pembangunan akses jalan menuju waduk sermo diperlebar yakni di jalur sentolo Sermo. Walau hanya berujud tembok karena mempunyai nilai sejarah yang tinggi maka keberadaan Tembok dan gapura tersebut merupakan benda cagar budaya yang harus dilestarikan dan dipertahankan keberadaanya. Dan hal inipun sering menjadi pertentangan namun pada akhirnya beberapa pihak setuju akan keberadaan tembok tersebut untuk tidak di hilangkan mengingat merupakan bagian dari sejarah Kabupaten Kulon progo itu sendiri.
B. SD Negeri Butuh

Wilayah Yogyakarta umumnya dan Kabupaten Kulon Progo pada khususnya banyak memiliki warisan pusaka budaya berupa Cagar Budaya, khususnya bangunan-bangunan yang mempunyai nilai sejarah, khusunya di wilayah Kabupaten Kulonprogo. Salah satu sekolah Kasultanan yang didirikan di Kulon Progo adalah SD Negeri Butuh. Sekolah Kasultanan tersebut didirikan pada tahun 1916 M. Bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Jawa. Guru-gurunya pada waktu itu merupakan guru lokal atau orang bumi putera. Pada masa Clash II (perang kemerdekaan) SD Negeri Butuh digunakan untuk markas para pemuda disekitar Desa Bumirejo. Hal ini untuk menjaga Desa Bumirejo karena pada saat itu ada kabar bahwa Bumirejo akan dibumihanguskan oleh tentara Belanda. Namun pada akhirnya rencana pembumihangusan itu tidak terjadi dan SD tersebut masih eksis sampai saat ini. Kegiatan pendataan dimaksudkan untuk melakukan perekaman bangunan yang dilakukan dari berbagai arah dan sudut pandang baik melalui pemotretan ataupun penggambaran, dalam rangka pelestarian dan perlindungan cagar budaya. 
C. Masjid Kedondong
Masjid Kedondong terletak di Dusun Kedondong, Banjararum, Kalibawang, Kulon Progo, Propinsi DIY. Lokasi Masjid ini jika dari arah Yogyakarta dapat dicapai dengan mengikuti Jl. P. Diponegoro (barat Tugu) lurus-Jl. Kyai Mojo-Jl. Godean-Perempatan Kenteng Nanggulan-ambil arah ke kanan (arah Muntilan). Sampai di Dusun Semaken-Kedondong sampailah di lokasi yang dimaksud.
Menurut sumber setempat Masjid Kedondong ini dibangun oleh Adipati Terung atas prakarsa Sunan Kalijaga. Pembangunan masjid itu sendiri menurut buku Rehabititasi Masjid Kedondong Kalurahan Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo dibangun kira-kira pada tahun 1477 M.
Dalam buku tersebut disebutkan bahwa pada waktu itu Sunan Kalijaga hendak membangun masjid di Demak. Namun sebelum semua dilaksanakan ia bersama sahabatnya yang bernama Adipati Terung singgah di Kedondong. Di Kedondong ini Sunan Kalijaga tergerak untuk membuat ancer-ancer ‘ancar-ancar’ atau semacam patokan untuk pendirian sebuah masjid sebelum pembuatan Masjid Demak.
Pembuatan patokan oleh Sunan Kalijaga ini dilakukan dengan menancapkan tongkat atau cis-nya ke atas tanah. Penancapan itu dilkakukannya di dekat sungai yang sekarang disebut sebagai Sungai Tinalah. Setelah itu Sunan Kalijaga berpesan kepada sahabatnya yang bernama Adipati Terung yang intinya supaya Adipati Terung mendirikan masjid di tempat Sunan Kalijaga menancapkan cis.

Adipati Terung melaksanakan amanat Sunan Kalijaga itu tetapi dengan menggeser lokasi pembuatan masjid karena ia takut bahwa nantinya bangunan masjid akan tererosi karena ancar-ancar atau patokan yang dibuat Sunan Kalijaga terlalu dekat dengan bibir sungai. Apa yang dilakukan Adipati Terung ini tidak berkenan di hati Sunan Kalijaga. Sepulang dari Demak ia mampir di Kedondong dan melihat bangunan masjid tidak sesuai keletakannya dengan ancar-ancar yang dibuatnya. Oleh karena itu ia mengatakan bahwa Adipati Terung adalah orang bodoh yang tidak percaya pada kata-kata Sunan Kalijaga. Konon berdasarkan peristiwa itu Adipati Terung kemudian dikenal sebagai Panembahan Bodo. Kelak ia dimakamkan di Pijenan, Wijirejo, Pandak, Bantul, Yogyakarta. Di tempat itu pula ia kelak dikenal sebagai Syeh Sewu karena pengikutnya amat banyak.

D. Monumen Tentara Pelajar

Terletak di bagian tenggara dari Alun Alun Wates Kulon Progo. Monumen ini mengingatkan kita akan perjuangan para pelajar di kabupaten Kulon Progo dalam berjuang mengusir penjajah. Sayangnya masih banyak yang belum tau mengenai keberadaan Monumen ini.

E. Tugu Prasasti Peringatan 100 Tahun Adikarto


Tugu prasasti peringatan 100 tahun Adikarto dari Pakualam ke VII ini terletak di sisi utara palang perlintasan KA Stasiun Wates itu kondisinya sangat memprihatinkan dan penuh dengan corat-coret cat semprot (pilok, red). Selain itu, keberadaannya tidak banyak diketahui oleh masyarakat luas. Sebab, prasasti yang dibangun sejak 1925 itu kini tertutup oleh sederet gerobak pedagang kaki lima yang biasa mangkal di sekitar lokasi.

F. Stupa Glagah

Stupa Glagah, Kulon Progo

Stupa Glagah secara administratif terletak di Di Dusun Glagah, Kalurahan Sidorejo, Kecamatan Temon, Kabupatan Kulon Progo, Propinsi DIY. Keletakan Stupa Glagah ini tidak begitu jauh dari Jalan Raya Daendels (jalur selatan di wilayah itu).

Menurut beberapa sumber Stupa Glagah ini dibuat pada abad 8-9 Masehi. Latar belakang kesejarahan dari stupa ini masih kurang begitu jelas. Sekalipun demikian stupa ini menunjukkan bahwa di sekitar Sidorejo, Temon pada kisaran abad 8-9 telah dihuni manusia dengan peradaban yang relatif maju. Stupa sebagai bagian dari tempat atau sarana ibadah menunjukkan tingkat peradaban masyarakat dalam bidang spiritual telah cukup maju.

Pada sisi lain sumber setempat menyebutkan bahwa kemungkinan Stupa Glagah mempunyai kaitan dengan cerita rakyat yang sempat berkembang di tempat itu. Cerita rakyat itu menyebutkan bahwa di Glagah dulu ada wilayah yang dinamakan Kadipaten Sidorejo. Kadipaten ini dipimpin oleh Adipati Cangak Mengeng. Sementara itu di tempat lain ada sebuah kadipaten yang bernama Kadipaten Ngreyap yang dipimpin oleh Adipati Ngreyap. Suatu keduanya terlibat peperangan dan Kadipaten Sidorejo kalah. Cerita ini menyebutkan bahwa Adipati Cangak Mengeng kemudian moksa. Seiring dengan hal itu Kadipaten Sidorejo pun diratakan oleh Adipati Ngreyap.

Usai peristiwa itu apa yang dinamakan Kadipaten Sidorejo bisa dikatakan telah lenyap. Akan tetapi selang beberapa ratus tahun kemudian orang mulai bertanya-tanya tentang adanya kadipaten tersebut karena ingatan generasi ke generasi tentang Kadipaten Sidorejo ternyata tidak lenyap. Diketemukannya berbagai batuan dalam berbagai ukuran dan bentuk pada waktu yang lebih kemudian semakin mendorong banyak orang ingin tahu lebih banyak tentang cerita tutur Kadipaten Sidorejo dengan sejarah yang sesungguhnya. Penemuan Stupa Glagah pada sisi lain semakin menebalkan imajinasi atau pendapat orang tentang pernah adanya sebuah kadipaten atau kehidupan masyarakat yang cukup ramai di wilayah itu di masa lalu.

Sumber: 
http://www.tembi.net/
http://www.purbakalayogya.com
http://yogyakarta.panduanwisata.com



 
 




Sejarah Singkat Berdrinya Kabupaten Kulon Progo

 
 
Kabupaten Kulon Progo, adalah sebuah kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibukotanya adalah Wates. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul di timur, Samudra Hindia di selatan, Kabupaten Purworejo di barat, serta Kabupaten Magelang di utara. Nama Kulon Progo berarti sebelah barat Sungai Progo (kata kulon dalam Bahasa Jawa artinya barat). Kali Progo membatasi kabupaten ini di sebelah timur.

Kabupaten Kulon Progo terdiri atas 12 kecamatan, yang dibagi lagi atas 88 desa dan kelurahan, serta 930 Pedukuhan (sebelum otonomi daerah dinamakan Dusun). Pusat pemerintahan di Kecamatan Wates, yang berada sekitar 25 km sebelah barat daya dari pusat Ibukota Propinsi DIY, di jalur utama lintas selatan Pulau Jawa (Surabaya - Yogyakarta - Bandung. Wates juga dilintasi jalur kereta api lintas selatan Jawa.

Bagian barat laut wilayah kabupaten ini berupa pegunungan (Bukit Menoreh), dengan puncaknya Gunung Gajah (828 m), di perbatasan dengan Kabupaten Purworejo. Sedangkan di bagian selatan merupakan dataran rendah yang landai hingga ke pantai. Pantai yang ada di Kabupaten Kulonprogo adalah Pantai Congot, Pantai Glagah (10 km arah barat daya kota Wates atau 35 km dari pusat Kota Yogyakarta) dan Pantai Trisik.

Sejarah Terbentuknya Kabupaten Kulon Progo

Daerah yang saat ini termasuk wilayah Kabupaten Kulon Progo hingga berakhirnya pemerintahan kolonial Hindia Belanda merupakan wilayah dua kabupaten, yaitu Kabupaten Kulon Progo yang merupakan wilayah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat dan Kabupaten Adikarto yang merupakan wilayah Kadipaten Pakualaman. Kedua kabupaten ini digabung administrasinya menjadi Kabupaten Kulon Progo pada tanggal 15 Oktober 1951.

Kabupaten Kulon Progo

Sebelum Perang Diponegoro di daerah Negaragung, termasuk di dalamnya wilayah Kulon Progo, belum ada pejabat pemerintahan yang menjabat di daerah sebagai penguasa. Pada waktu itu roda pemerintahan dijalankan oleh pepatih dalem yang berkedudukan di Ngayogyakarta Hadiningrat. Setelah Perang Diponegoro 1825-1830 di wilayah Kulon Progo sekarang yang masuk wilayah Kasultanan terbentuk empat kabupaten yaitu:
  • Kabupaten Pengasih, tahun 1831
  • Kabupaten Sentolo, tahun 1831
  • Kabupaten Nanggulan, tahun 1851
  • Kabupaten Kalibawang, tahun 1855
Masing-masing kabupaten tersebut dipimpin oleh seorang tumenggung. Menurut buku Prodjo Kejawen pada tahun 1912, Kabupaten Pengasih, Sentolo, Nanggulan dan Kalibawang digabung menjadi satu dan diberi nama Kabupaten Kulon Progo, dengan ibukota di Pengasih. Bupati pertama dijabat oleh Raden Tumenggung Poerbowinoto.
Dalam perjalanannya, sejak 16 Februari 1927 Kabupaten Kulon Progo dibagi atas dua kawedanan dengan delapan kapanewon, sedangkan ibukotanya dipindahkan ke Sentolo. Dua kawedanan tersebut adalah Kawedanan Pengasih yang meliputi Kapanewon Lendah, Sentolo, Pengasih dan Kokap/Sermo. Kawedanan Nanggulan meliputi Kapanewon Watumurah/Girimulyo, Kalibawang dan Samigaluh.
Berikut adalah daftar Bupati Kulon Progo sampai dengan tahun 1951 adalah sebagai berikut:
  1. RT. Poerbowinoto
  2. KRT. Notoprajarto
  3. KRT. Harjodiningrat
  4. KRT. Djojodiningrat
  5. KRT. Pringgodiningrat
  6. KRT. Setjodiningrat
  7. KRT. Poerwoningrat
Kabupaten Adikarto

Di daerah selatan Kulon Progo ada suatu wilayah yang masuk Keprajan Kejawen yang bernama Karang Kemuning yang selanjutnya dikenal dengan nama Kabupaten Adikarto. Menurut buku Vorstenlanden disebutkan bahwa pada tahun 1813, Pangeran Notokusumo diangkat menjadi KGPA Ario Paku Alam I dan mendapat palungguh di sebelah barat Kali Progo sepanjang pantai selatan yang dikenal dengan nama Pasir Urut Sewu. Oleh karena tanah pelungguh itu letaknya berpencaran, maka sentono ndalem Paku Alam yang bernama Kyai Kawirejo I menasehatkan agar tanah pelungguh tersebut disatukan letaknya. Dengan satukannya pelungguh tersebut, maka menjadi satu daerah kesatuan yang setingkat kabupaten. Daerah ini kemudian diberi nama Kabupaten Karang Kemuning dengan ibukota Brosot.

Sebagai Bupati yang pertama adalah Tumenggung Sosrodigdoyo. Bupati kedua, R. Rio Wasadirdjo, mendapat perintah dari KGPAA Paku Alam V agar mengusahakan pengeringan Rawa di Karang Kemuning. Rawa-rawa yang dikeringkan itu kemudian dijadikan tanah persawahan yang Adi (Linuwih) dan Karta (Subur) atau daerah yang sangat subur. Oleh karena itu, maka Sri Paduka Paku Alam V lalu berkenan menggantikan nama Karang Kemuning menjadi Adikarta pada tahun 1877 yang beribukota di Bendungan. Kemudian pada tahun 1903 bukotanya dipindahkan ke Wates. Kabupaten Adikarta terdiri dua kawedanan (distrik) yaitu kawedanan Sogan dan kawedanan Galur. Kawedanan Sogan meliputi kapanewon (onder distrik) Wates dan Temon, sedangkan Kawedanan Galur meliputi kapanewon Brosot dan Panjatan.
Bupati di Kabupaten Adikarta sampai dengan tahun 1951 berturut-turut sebagai berikut:
  1. Tumenggung Sosrodigdoyo
  2. R. Rio Wasadirdjo
  3. R.T. Surotani
  4. R.M.T. Djayengirawan
  5. R.M.T. Notosubroto
  6. K.R.M.T. Suryaningrat
  7. Mr. K.R.T. Brotodiningrat
  8. K.R.T. Suryaningrat (Sungkono)
Penggabungan Kabupaten Kulon Progo dengan Kabupaten Adikarto

Pada tanggal 5 September 1945, Sultan Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII mengeluarkan amanat yang menyatakan bahwa Kasultanan dan Pakualaman adalah daerah yang bersifat kerajaan dan daerah istimewa dari Negara Republik Indonesia.

Pada tahun 1951, Hamengkubuwono IX dan Paku Alam VIII memikirkan perlunya penggabungan antara wilayah Kasultanan yaitu Kabupaten Kulon Progo dengan wilayah Pakualaman yaitu Kabupaten Adikarto. Atas dasar kesepakatan kedua penguasa tersebut, selanjutnya dikeluarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1951 yang ditetapkan tanggal 12 Oktober 1951 dan diundangkan tanggal 15 Oktober 1951. Undang-undang ini mengatur tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 untuk Penggabungan Daerah Kabupaten Kulon Progo dan Kabupaten Adikarto dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi satu kabupaten dengan nama Kulon Progo yang selanjutnya berhak mengatur dan mengurus rumah-tanganya sendiri. Undang-undang tersebut mulai berlaku mulai tanggal 15 Oktober 1951. Secara yuridis formal Hari Jadi Kabupaten Kulon Progo adalah 15 Oktober 1951, yaitu saat diberlakukannya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1951 oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia.

Selanjutnya pada tanggal 29 Desember 1951 proses administrasi penggabungan telah selesai dan pada tanggal 1 Januari 1952, administrasi pemerintahan baru, mulai dilaksanakan dengan pusat pemerintahan di Wates. Nama-nama yang menjabat Bupati Kulon Progo sejak tahun 1951 sampai sekarang adalah sbb:
  1. KRT.Suryoningrat (1951-1959) 
  2. R.Prodjo Suparno (1959-1962)
  3. KRT.Kertodiningrat (1963-1969) 
  4. R.Soetedjo (1969-1975) 
  5. R.Soeparno (1975-1980) 
  6. KRT.Wijoyo Hadiningrat (1981-1991) 
  7. Drs.H.Suratidjo (1991-2001) 
  8. H.Toyo Santoso Dipo (PDIP)-HM.Anwar Hamid(PKB) (2001-2006)
  9. H.Toyo Santoso Dipo (PDIP)-Drs.H.Mulyono (PAN) (2006-2011)
  10. dr.H.Hasto Wardoyo,Sp.OG(K) (PDIP)- Drs.H.Sutedjo (PAN) plus PPP (2011-sekarang).

Sumber: Wikipedia Indonesia